1c0448257e0e5ade7936ba261051f5dc
Tanaman ceplukan lazimnya tumbuh liar di sawah, membantu atasi hipertensi.

Tanaman ceplukan lazimnya tumbuh liar di sawah, membantu atasi hipertensi.

Ceplukan yang tumbuh liar berkhasiat mengatasi beragam penyakit.

Tekanan darah membubung, 150/90 mmHg, kerap membuat kepala pusing sehingga mengganggu konsentrasi bekerja. Untuk mengatasinya penderita mengonsumsi obat tekanan darah untuk meredakan rasa sakit. Biasanya intensitas pusing mereda dan penderita kembali beraktivitas. Kita sebaiknya mengurangi konsumsi obat-obatan kimia karena dampak buruknya dalam jangka panjang.

Alternatifnya antara lain dengan mengonsumsi ramuan herbal berbahan tanaman ceplukan Physalis angulata yang buahnya berbentuk bulat sebesar kelereng. Caranya dengan merebus 5 gram tanaman ceplukan kering dalam 100 ml air lalu meminum air rebusan itu dua kali sehari pada pagi dan sore. Tanaman anggota famili Solanaceae itu dapat diperoleh dari toko herbal. Setelah rutin mengonsumsi rebusan ceplukan, tekanan darah turun.

Buah ceplukan relatif banyak dan terbungkus kelopak.

Buah ceplukan relatif banyak dan terbungkus kelopak.

Multifaedah
Faedah ceplukan sejatinya beragam. Selain untuk mengatasi hipertensi, menurut Prof Dr HM Hembing Wijayakusuma dalam buku “Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”, ceplukan juga membantu menyembuhkan panas akibat pembengkakan amandel dan diabetes mellitus. Kandungan vitamin C membuat buah ceplukan
terasa manis dan sedikit masam, seperti rasa buah tomat.

Menurut Sudarsono dari Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, biji ceplukan mengandung protein, minyak lemak dengan komponen utama asam palmitat dan asam stearat. Selain itu ceplukan juga mengandung berbagai bahan yang berkhasiat seperti fisalin, tanin, alkaloid, saponin, asam elaidin pada bijinya, zat samak, serta gula. Seluruh bagian tanaman yang dikeringkan—sohor sebagai brangkas—berfaedah sebagai obat alamiah.

Baca juga:  Andal Kontrol Gula Darah

Kandungan alkaloida dan beberapa bahan lainnya membuat rasanya pahit. Namun demikian, khasiatnya cukup banyak. Akar tanamannya berguna sebagai obat demam, diabetes mellitus, dan obat cacing. Adapun seluruh bagian tanaman yang dikeringkan untuk pengobatan diabetes mellitus, mag, dan penurun tekanan darah tinggi. Sementara itu buahnya sering digunakan sebagai obat memperlancar air kencing atau diuretik, obat sakit kepala, dan obat sakit
perut.

Buahnya putih kekuningan, berasa masam manis seperti tomat, baik untuk pelancar air seni.

Buahnya putih kekuningan, berasa masam manis seperti tomat, baik untuk pelancar air seni.

Dr Sjaiful A. Rangkuty dokter ahli jantung yang bermukim di Fulda, dekat Frankfurt, Jerman, menurturkan bahwa buah ceplukan atau pultak-pultak sekarang banyak dijual di pasar swalayan. Orang-orang Jerman lumrah menjadikannya sebagai dekorasi makanan. Dengan warna yang bermacam-macam termasuk yang berwarna merah dari jenis Physalis alkekengii tentu saja dekorasinya kian semarak. Apalagi buahnya enak dimakan dan manis.

Tersebar
Tanaman kerabat tomat itu menyebar di seluruh tanahair dan negara beriklim tropis lain. Jenis ceplukan cukup banyak. Yang sering ditemukan di tanahair setidaknya ada dua, yakni Physalis angulata dan Physalis minima. Di Argentina terdapat species lain ceplukan, yaitu Physalis alkekengii yang sohor dengan sebutan lentera tiongkok. Masih banyak spesies lainnya, seperti Physalis peruviana, Physalis philadelphia, dan Physalis oxycarpa.

Bagian tanaman yang sudah dikeringkan siap rebus sebagai tanaman obat.

Bagian tanaman yang sudah dikeringkan siap rebus sebagai tanaman obat.

Karena daerah sebarannya yang luas itu, maka penyebutan namanya juga amat beragam. Di Ambon disebut daun boba, masyarakat Makassar menyebutnya daun kopo-kopo atau daun loto-loto. Sebutan lain adalah leletoken (Minahasa), angket atau keceplokan (Bali). Nama ceplukan yang dipakai sebagai nama yang dikenal luas berasal dari penyebutan buah itu oleh masyarakat Jawa Tengah.

Baca juga:  Para Penakluk Karper

Dalam bahasa asing, tanaman keluarga terung-terungan disebut morel berry. Ceplukan merupakan tanaman semusim. Saat tanaman muda berwarna hijau, di bagian tertentu tampak berwarna ungu. Batang tanaman dewasa berubah menjadi kuning. Pada umumnya ceplukan tumbuh liar di sawah-sawah seusai panen atau di pinggir sungai serta di sela-sela tanaman di dataran rendah sampai ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut.

Namun, kini sudah ada yang mengebunkan atau menjadikannya tanaman dalam pot. Ceplukan tumbuh tegak, tingginya bisa mencapai sekitar 1 meter dengan bunga berbentuk tunggal yang muncul dari ketiak daun. Setelah penyerbukan terbentuklah buah. Pembentukan buah cukup cepat, ketika tanaman memiliki 10 daun atau lebih sudah mulai berbunga. Umumnya buah terbentuk di setiap ketiak daun.

Buah Physalis alkekengii yang tampak indah. Berwarna merah dengan kelopak bunga yang tipis dan transparan.

Buah Physalis alkekengii yang tampak indah. Berwarna merah dengan kelopak bunga yang tipis dan transparan.

Oleh karena itu buahnya cukup banyak. Ukurannya biasanya tidak sama, yang muncul di cabang dan ranting lebih kecil daripada buah dari batang utama. Bagian ujung kelopak bunga akan menguncup, sedang bagian tengahnya
menggembung. Kelopak di bagian pangkal melipat ke arah dalam, dan tampak seperti payung yang tidak mekar. Bersamaan dengan pembesaran buah, bagian kelopak akan melipat.

Kelopak yang semula tegak akan menunduk bersamaan dengan semakin besarnya buah. Akhirnya terbentuklah buah yang seolah terbungkus dan menggantung. Warnanya yang semula hijau akan berubah menjadi kuning menjelang matang.

Buah mengandung vitamin C, biji sumber asam elaidin.

Buah mengandung vitamin C, biji sumber asam elaidin.

Buahnya berupa buah buni sebesar kelereng. Kulitnya tipis dan licin, di dalamnya terdapat biji-biji yang halus dan banyak. Petani panen buah dan seluruh bagian tanamannya atau biasa disebut herba. Panen buah matang dipetik satu per satu. Herba dipanen setelah tanaman lengkap yakni muncul buah, biasanya ketika berumur 2,5 bulan.

Baca juga:  Pilih Jadi Petani Jahe

Caranya dengan mencabut tanaman atau dengan memangkas atau memotong tanaman. Yang diperdagangkan sebagai bahan obat tradisional biasanya dalam bentuk herba yang sudah kering. Kini herbal itu mudah ditemui di pedagang-pedagang ramuan obat tradisional. (Baharuddin Aritonang, apoteker tinggal di Jakarta)

 

Sumber : t r u b u s – o n l i n e . c o . i d

Similar Posts