7cf484ceeae6bc7fc2161eddc603cd15

Tiga tanaman bermutasi, tampil beda dan kian aksi.

Meski tumbuh di Indonesia, nama Murdannia edulis belum begitu familiar di kalangan pencinta tanaman hias. Wajar, sebab, di habitatnya sosok tanaman itu kurang menarik. Daunnya tipis dan panjang sehingga lebih mirip rumput liar. Apalagi bunganya pun kecil dan mekar satu per satu sehingga kurang menarik. Ketika pehobi tanaman hias, Ricky Hadimulya melihat Murdannia edulis di Thailand, sontak terpesona.

Murdania edulis, cocok sebagai tanaman dalam ruangan

Murdania edulis, cocok sebagai tanaman dalam ruangan

Sebab, sosok daun murdannia di Thailand itu tampak lebar, 3—4 cm dengan panjang 7—10 cm. Yang lebih menarik, bagian tengah daun berwarna perak sehingga lebih indah. Saat itu Ricky belum mengetahui bahwa tanaman itu murdannia. Pemilik Hara Nurseri di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu menyebutnya callisia karena sosoknya sangat mirip. Namun, rekannya penggemar tanaman asal Taiwan, Ju Seng Lin, mengoreksi nama itu dan menyebutnya Murdannia edulis.

Tempat teduh

Sosok murdannia itu berbeda dengan murdannia lain karena ia mengalami mutasi. Bunga tanaman anggota famili Commelinaceae itu terdiri atas 3 lembar sepal. Bunganya mekar satu per satu. Bandingkan dengan bunga callisia muncul serempak di tangkai bunga. Habitat murdannia tersebar mulai dari Tiongkok, Himalaya, Indocina, Jawa, Filipina, hingga Papua Nugini. Adapun habitat asli callisia di Meksiko.

Karena tanaman bersosok indah, Ricky membawa pulang 1 pot pada 2015. Ricky memperbanyak tanaman itu. Dari satu pot tanaman itu, kini tumbuh menjadi ratusan tanaman. Menurut bagian produksi Hara Nurseri, Mustofa, pertumbuhan murdannia lebih prima bila menerima sinar matahari lebih terang karena membuat warna perak lebih cerah. Namun, bila diletakkan di tempat terbuka dan panas terik, banyak daun gosong.

Baca juga:  Cara Membuat Tanaman Hidroponik di Sekitar Rumah

Oleh karena itu, Mustofa menyarankan tanaman diletakkan di bawah naungan 30—50% terbuka sehingga tanaman masih menerima cahaya dengan intensitas 50—70%. Namun, di daerah sejuk, pemakaian naungan tidak diperlukan. Dengan kebutuhan sinar matahari terbatas, murdannia cocok dimanfaatkan sebagai tanaman penghias ruangan. Namun, ia tidak boleh terlalu lama dalam ruangan. Warna perak akan luntur dan warna hijau menjadi dominan.

Pertumbuhan murdannia tergolong bandel. Ia dapat tumbuh pada kondisi media basah atau pun kering. “Kami pernah meletakkan di ruangan dengan memakai tatakan sehingga banyak air, hasilnya tanaman tetap sehat,” kata Mustofa. Agar pertumbuhan tetap prima, tangkai bunga yang sudah tua harus dipangkas. Dari ketiak daun akan muncul, tunas baru. Pehobi tanaman hias dapat memanfaatkan tunas itu untuk perbanyakan.

Namun, tanaman hasil perbanyakan tunas baru itu lebih lambat tumbuh. Menurut Ricky tanaman hasil perbanyakan dengan memisahkan anakan lebih cepat pertumbuhannya. Sebab, tanaman telah berakar. Dari sebuah anakan kecil, dalam 3—5 bulan pemisahan pun tumbuh besar. Kemudian tanaman itu beranak. Bila berbunga, tanaman yang namanya untuk menghormati kolektor tanaman sekaligus pekerja herbarium di India, Murdan Ali, itu gampang tumbuh merumpun.

Tumbuh horizontal

Arundina mini pertumbuhan bandel dan rajin berbunga

Arundina mini pertumbuhan bandel dan rajin berbunga

Selain murdannia, Ricky Hadimulya juga mendatangkan Arundina graminifolia dan Duranta repens. Keduanya pun mengalami mutasi. Ricky mendapatkan arundina juga di Thailand. Tanaman itu tergolong anggrek tanah. Ia berbeda dengan dendrobium atau phalaenopsis yang tumbuh epifit di pohon. Arundina tumbuh di tanah atau di pot. Yang memikat Ricky, Sosok tanaman lebih mini daripada arundina di alam yang tingginya mencapai 1,2—2 m. Arundina pendatang baru itu tingginya hanya 30—60 cm.

Baca juga:  Khasiat Buah Muda

Ukuran bunga kecil 3 cm dengan labellum 3—5 cm. Lidahnya itu lebih besar daripada bunga sehingga cukup menonjol. Arundina itu mengalami mutasi pada sosoknya. Beberapa pehobi anggrek yang melihatnya bertanya ke Mustofa, “Ini jenis baru ya? Soalnya bersosok pendek.” Mereka mengetahui arundina spesies memiliki daun dan bunga lebih besar. Juga tanaman lebih tinggi, bahkan ada yang mencapai 2 m.

Karena bersosok kecil dan pertumbuhan bandel, pemanfaatannya lebih luas. Ia bisa sebagai tanaman pot dan border di taman. Perawatan anggrek itu relatif mudah. Buktinya, pada kondisi apa pun, arundina mini tetap rajin berbunga. Ia kuat mendapat terpaan sinar matahari langsung, tetapi juga dapat ternaungi. Terbukti bunganya muncul hampir tanpa musim. Contohnya saat dipajang di sebuah pameran di Bogor, Jawa Barat, selama 10 hari anggrek itu berada di lingkungan terbatas (di bawah tenda).

Namun, bunganya tetap muncul silih berganti. Bahkan rumpun kecil, berisi 5 individu dapat mengeluarkan bunga, meski tidak sering. Arundina mini yang berumpun rimbun, tanaman terus-menerus berbunga. Padahal media tanam yang dipakai untuk si mini sangat sederhana. Mustofa menggunakan sekam bakar, tanah lembang, dan pupuk kandang, dengan perbandingan 1:1:1. Media itu tidak lazim untuk menanam anggrek yang bersifat epifit.580-H121-2

Dengan media itu, arundina sangat cepat beranak. Dari pemisahan anakan (terdiri dari 5 batang, akan lebat dalam 3—5 bulan. Pemupukan sepekan sekali, atau sebulan sekali. Tanaman mutasi lain berupa teh-tehan Duranta repens. Masyarakat kerap memanfaatkannya sebagai border atau pagar karena susunan daun dan tajuk rapat. Tiga tahun silam, Ricky Hadimulya mendatangkan Duranta repens. Ia tertarik mengoleksi tanaman itu karena sosoknya unik.

Bunga teh-tehan rajin muncul meski tidak lebat.  Teh-tehan Duranta repens yang tumbuh horizontal.

Bunga teh-tehan rajin muncul meski tidak lebat.
Teh-tehan Duranta repens yang tumbuh horizontal.

Pertumbuhan semua cabang horizontal. Tidak satu pun tumbuh tegak. Karena keunikannya itulah ia membawa tanaman itu ke Indonesia. Untunglah Gregori Garnadi Hambali, botanis di Bogor mengindentifikasinya dan menyebutnya

Baca juga:  Lidah Mini Tampil Maksi

Duranta repens. Harap mafhum, ketika mendatangkan tanaman itu Ricky belum mengetahui nama ilmiahnya. Selain sebagai tanaman pot, duranta itu juga dapat bermanfaat sebagai tanaman penutup tanah. Tajuk-tajuknya dapat tumbuh ke segala arah sehingga menutupi tanah di bawahnya. (Syah Angkasa)

Sumber : t r u b u s – o n l i n e . c o . i d

Similar Posts