

“Improvement response dalam kasus penyakit berat biasanya juga lebih kuat,” ungkap Nishigaki. Jika penderita tidak tahan dengan gejala yang muncul, ia menyarankan untuk mengurangi dosis konsumsi, bukan menghentikan sama sekali. Jika semula mengonsumsi 3 kali sehari masing-masing 30 ml, kurangi volumenya menjadi 15—20 ml. Masalahnya, penghentian konsumsi memperlambat penyembuhan. Dalam kasus yang berpacu dengan waktu, seperti jantung koroner, kanker, atau penyumbatan pembuluh darah, penghentian konsumsi mengurangi peluang kesembuhan penderita. Lebih baik bersakit-sakit dahulu, baru bersenang-senang kemudian. (Argohartono Arie Raharjo)
Sumber : t r u b u s – o n l i n e . c o . i d